Monday, May 22, 2006

TIDAK LEBIH

Dunia belum kiamat, dan nafaspun masih tersematkan di ragamu. Masih ada kesempatan bagi kamu untuk berubah.
Tuhan Maha Pemaaf, mengapa kita tidak juga jadi pemaaf bagi diri sendiri. Kesalahan yang kita lakukan, dosa yang telah kadung membiru layaknya lebam di muka, tetap akan akan jadi bagian hidup kita selamanya tapi tidak juga harus jadi bagian hitam perjalanan hidup. Harus jadi alat introspeksi refleksi diri.
Sehingga kita pun tidak jadi orang yang mudah menuduh orang lain bersalah atau menjatuhkan sangka berdosa pada orang lain.
Mungkin dosa ini makin membuat kita jadi manusia. Hanya seorang manusia...tidak lebih!!!

Sunday, May 07, 2006

Poet For The Day

Ugh…terasa berat di dada, terasa hampa di hati, pikirian pun terasa kosong….Jujur hati ini menangis begitu lantang dan kali ini sptnya tak terkendali. Apalagi yg harus aku lakukan, apalagi yang harus aku berikan, semuanya tlah habis kuserahkan…
Tangisan itu pun tak jua mereda, Inikah yang Engkau inginkan, mengapa aku slalu terpojok untuk selalu menyalahkan Engkau. Engkau seperti hanya memandangku dan diam, sehingga aku pun tak sanggup menerjemahkan mimik wajahMu.

Suara tangisan itu kini terasa seperti jeritan...Yah..jeritan yg tak ada guna, tapi inilah ekspresi yang paling tepat untuk kali ini. Inikah namanya halangan, atau gangguan atau juga cobaan, yang jelas datang bertubi-tubi hampir tak memberi kesempatan untuk aku menghirup panjang udara kenyamanan. Setiap aku makin yakin dengan jalan pilihanku, semakin keras halangan yang melintang...apakah artinya ini? Tak bolehkan aku mengambil jalan ini? Salahkah aku mengambil jalan ini? Bila benar aku bersalah maka aku tlah bersalah untuk beberapa nyawa yang lain selain nyawaku sendiri. Bila benar aku bersalah berarti tidak ada jalan yang akan benar untuk ku. Berarti aku orang yang paling bertanggung jawab atas memberi suatu asa atau harapan kosong, sehingga menyeret mereka utk mengikuti ku. Mungkin benar aku orang yang paling bersalah, wajah2 mereka pun kini bermunculan dan dadaku jadi semakin sesak, mataku sayu spt tak berair. Inikah akhir dari suatu perjuangan hidup?

Wednesday, May 03, 2006

The Sins That I Sing...

Tuhan pernah bilang, kalau suatu umat manusia tidak akan berubah bila mereka tidak mau merubahnya sendiri. Apakah Tuhan telah lepas tangan terhadap nasib suatu umatnya..? Dan membiarkan manusia menempuh suatu rangkaian pilihan yang terjulang di depannya tanpa bisa berkelit. Kita, manusia, terjebak begitu saja? Bukankah berkelit pun suatu pilihan manusia, ya bisa saja, tapi hal itu, katanya akan dikenai dosa. Betul sekali, dosa, suatu nilai yang akan ditempelkan pada diri manusia atas perjalanan yang mereka pilih dan lakukan. Lantas bergunakah doa? Di manakah letak atau posisi doa, ataukah hanya sekedar bunga dari ibadah? Sehingga doa hanya milik orang yang beribadah. Bagaimanakah orang yg tidak atau tidak pernah atau belum ataupun tidak tahu tentang beribadah melantunkan doa? Apakah hal itu berguna? Kemudian mahluk apa lagi itu ibadah? Mengapa ibadah adalah sesuatu yg gampang diucapkan tetapi sangat susah dilakukan? Karena berbagai interpretasi kah? Apakah ibadah merupakan suatu kewajiban ataukah justru ternyata keperluan manusia? Kalau itu suatu kewajiban mengapa ibadah menjadi suatu kewajiban sedangkan manusia tak pernah tahu atau bahkan tak pernah mau/setuju untuk diciptakan atau dengan kata lain Tuhan tak pernah membuat persetujuan dgn manusia dahulu untuk adanya dunia? Karena bila manusia tahu dari awal bahwa menjadi manusia itu berat dan memiliki konsekuensi dosa untuk perbuatan-perbuatan yg menggiurkan, mungkin manusia akan menolak untuk diciptakan..?

Doa bisa juga adalah suatu penegasan akan suatu posisi, atau kerennya positioning, antara manusia dengan Tuhannya. Yang mengisyaratkan suatu hubungan relasi ketergantungan antara pihak yang satu dengan pihak yang lain, yang juga berarti secara strata pihak yang satu (yang tergantung) akan lebih rendah dari dari yang lain. Dan mungkin dalam hal relasi antara manusia dan Tuhannya memang harus ada positioning seperti itu, sehingga manusia tidak melupakan entitas yang hakiki atas kehadirannya di dunia.

Monday, May 01, 2006

From The Bad Comes The Glory

Terlalu banyak alasan, mungkin itu kata-kata yang tepat untuk kali ini. Manusia katanya harus punya alasan untuk segala sesuatu, karena manusia punya alasan mengapa dia ada di bumi ini. Permasalahannya apakah manusia selalu memiliki alasan yg sama untuk satu persoalan yg sama? Jawabannya: tidak selalu sama. Apakah karena manusia memiliki otak yg bercabang atau kehendak yg bervariasi? Hmm mungkin itu pun sulit untuk dijawab dengan lantang, karena manusia berpendapat, bergerak bisa diawali dari otaknya atau pun kehendaknya. Adakah tindakan atau pikiran yg keluar dari manusia tanpa didasari alasan? Wah aneh juga ya, mungkin ini yg disebut insting atau reflek kah? Entahlah yg jelas kehidupan ada karena suatu alasan, walaupun mungkin kita sering bertanya2 untuk apa kita lahir ke dunia ini, kalau bisa memilih mungkin kita memilih untuk tidak dilahirkan saja. Tidak bersyukur kah kita karena keluar omongan seperti itu? Mungkin hal itu tidak harus kita jawab sekarang, kita lihat dahulu apa itu “menjadi manusia”!.
Konon diwujudkannya manusia menjadi kontroversi bagi mahluk sebelumnya, iblis dan sebangsanya tidak setuju dengan adanya manusia, para malaikat yg penurut jelas setuju dan hormat terhadap manusia. Penyebab iblis tidak setuju dengan adanya manusia adalah karena iblis dan para kerabatnya harus bersujud di depan manusia dan menurut beliau manusia habbit nya sering membuat kerusakan (waw iblis ternyata seorang aktivis lingkungan juga). Ada keanehan dari pernyataan iblis, secara implisit berarti iblis dan mungkin mahluk2 yg lain telah tahu bagaimana mahluk yg bernama manusia atau mungkin iblis bisa meramal masa depan? Walhasil iblis dan konco2nya jadi lawannya manusia karena beliau2 ini kecewa pendapatnya tidak ditampung. Mahluk manusia katanya adalah ciptaan Tuhan paling sempurna, mengapa sempurna? Berarti lebih baik dari malaikat2, lebih baik dari iblis dan sebangsanya dan mahluk2 lain yg mungkin tidak bisa kita ketahui, yg berarti juga mahluk manusia punya beban yg lebih berat. Makin tinggi sesuatu, makin perfect suatu hal pasti makin tinggi dan berat resikonya, jadi menjadi manusia adalah ber resiko tinggi!. Para malaikat salut terhadap manusia karena mahluk satu ini menyanggupi beban yg akan diembannya yg menurut mereka sangat berat.
Turun ke bumi manusia memang mendapat beban yg berat sebelum nantinya mereka akan kembali ke Khaliknya, para malaikat akan bersujud terhadap manusia2 yg beriman, berbeda dengan kerabat2nya iblis katanya mereka tidak akan tenang kalau ada manusia2 yg beriman dan mereka akan terus mengganggu dengan segala cara mereka agar manusia2 tidak beriman. Jadi kesimpulan sementara, mahluk manusia memiliki tugas berat di bumi karena bakal ada gangguan berat dari kerabat2nya iblis. Nah disini jadi membingungkan, manusia menjadi berat dalam tugasnya gara2 ada gangguan2 yg tiada lain dan tiada bukan adalah kerabat2 iblis. Bagaimana kalau waktu itu iblis tidak mengkomplain adanya manusia berarti nanti di bumi manusia bakal tidak ada gangguan2 sehingga dia bisa menjalankan kehidupan dengan lancar yg juga berarti tugas manusia sudah tidak berat lagi gituh. Pertanyaannya lagi apakah mahluk yg namanya manusia ini masih disebut mahluk yg sempurna karena tugasnya tidak lagi berat bahkan mungkin lempeng2 saja? Mereka tidak akan lebih dari para malaikat yg sangat tekun dan tanpa kesalahan beribadah atau iblis yg pasti ada maksudnya mengapa mereka diciptakan, dengan kata lain mahluk2 itu sejajar kedudukannya.
Keimanan seorang manusia baru terbukti dan diakui bila telah melewati batu-batu ujian atau gangguan2 yg berat, jadi keimanan pun butuh gangguan alis batu ujian agar manusia benar2 memiliki keimanan itu secara tulus. Nah disini terlihat bahwa ternyata posisi iblis dan kerabat2nya sangat penting sebagai alat untuk menguji keimanan manusia, tanpa adanya kerabat2 iblis keimanan akan hampa dan dipertanyakan. Jadi ternyata iblis ada fungsinya untuk manusia di bumi, yg berarti juga mungkin itu sudah skenario dari yg Punya Kehidupan. Apakah para kerabat iblis akan masuk neraka gara2 jadi tools pengganggu manusia? Sedangkan gangguan yg makin hebat akan memunculkan keimanan manusia yg mumpuni juga, from the bad comes the glory.