Wednesday, May 03, 2006

The Sins That I Sing...

Tuhan pernah bilang, kalau suatu umat manusia tidak akan berubah bila mereka tidak mau merubahnya sendiri. Apakah Tuhan telah lepas tangan terhadap nasib suatu umatnya..? Dan membiarkan manusia menempuh suatu rangkaian pilihan yang terjulang di depannya tanpa bisa berkelit. Kita, manusia, terjebak begitu saja? Bukankah berkelit pun suatu pilihan manusia, ya bisa saja, tapi hal itu, katanya akan dikenai dosa. Betul sekali, dosa, suatu nilai yang akan ditempelkan pada diri manusia atas perjalanan yang mereka pilih dan lakukan. Lantas bergunakah doa? Di manakah letak atau posisi doa, ataukah hanya sekedar bunga dari ibadah? Sehingga doa hanya milik orang yang beribadah. Bagaimanakah orang yg tidak atau tidak pernah atau belum ataupun tidak tahu tentang beribadah melantunkan doa? Apakah hal itu berguna? Kemudian mahluk apa lagi itu ibadah? Mengapa ibadah adalah sesuatu yg gampang diucapkan tetapi sangat susah dilakukan? Karena berbagai interpretasi kah? Apakah ibadah merupakan suatu kewajiban ataukah justru ternyata keperluan manusia? Kalau itu suatu kewajiban mengapa ibadah menjadi suatu kewajiban sedangkan manusia tak pernah tahu atau bahkan tak pernah mau/setuju untuk diciptakan atau dengan kata lain Tuhan tak pernah membuat persetujuan dgn manusia dahulu untuk adanya dunia? Karena bila manusia tahu dari awal bahwa menjadi manusia itu berat dan memiliki konsekuensi dosa untuk perbuatan-perbuatan yg menggiurkan, mungkin manusia akan menolak untuk diciptakan..?

Doa bisa juga adalah suatu penegasan akan suatu posisi, atau kerennya positioning, antara manusia dengan Tuhannya. Yang mengisyaratkan suatu hubungan relasi ketergantungan antara pihak yang satu dengan pihak yang lain, yang juga berarti secara strata pihak yang satu (yang tergantung) akan lebih rendah dari dari yang lain. Dan mungkin dalam hal relasi antara manusia dan Tuhannya memang harus ada positioning seperti itu, sehingga manusia tidak melupakan entitas yang hakiki atas kehadirannya di dunia.