Thursday, October 05, 2006

The Silence of Patience


Sabar, kata yg sangat sering diucapkan dan terdengar sangatlah merdu
Dalam hampir setiap urusan, kata sabar selalu muncul dan layaknya mengisi tiap nadi kehidupan manusia yg terasa semakin keras saja…
Lajunya kehidupan sering selalu akhirnya memojokkan manusia, sehingga memaksa kata ajaib ini muncul, sabar…
Yah apa mau dikata, kata ini selalu muncul ketika sesuatu hampir mencapai jalan buntu atau mendekati titik keputusasaan…
Tapi sudah pasti kalau sabar adalah sebuah anugerah, atau bisa dibilang suatu fitrah manusia. Layaknya benteng yg kokoh, sabar membendung segala sesuatu yg mengarah ke penghancuran…baik pihak lain maupun diri sendiri
Dan jika sabar itu tidak ada, mungkin agama tidak akan ada dunia ini…
Mungkin jika manusia tidak sabar tidak akan ada ilmu pengetahuan dan teknologi, yang ada pasti adalah suatu penghancuran belaka…
Penantian selalu datang dari suatu pengharapan yg berusaha digenggam, dan sabarlah yg merekatkannya. Bila ia tak hadir maka perlahan namun pasti cengkraman genggam pun akan mengendor dan selanjutnya pasti akan terlepas begitu saja…
Takkan ada yg bisa menghalangi nasib, yg ada mungkin menghindar dari suatu kondisi, yg kebanyakan orang menyebutnya nasib. Tapi apakah itu titik akhir ketika kondisi tersebut disebut nasib. Yah nampaknya tidak ada yang pernah tahu. Karena ada seorang tua, yg berusaha bijak, berkata bahwa dia tidak percaya terhadap nasib, karena manusia lah yg menentukan nasibnya kalau dia mau…
Terkadang kita merasa sangat memiliki kemampuan untuk menghadapi, tapi sering juga akhrinya kita terpental kembali ke sudut keputusasaan…
Tetapi sesungguhnya sabar selalu didorong oleh suatu keyakinan yg besar akan harapannya dan hal itu yang melanggengkan kesabaran tersebut. Seperti salah satu baris syair dari lagu ‘patient’ yg dinyanyikan oleh Gun ‘N Roses, “…if I can’t have you right now, I’ll wait dear…”.
Sabar selalu identik atau lebih tepatnya terhubung dengan kata khusus yg lain, yaitu menunggu. Menunggu harapan tersebut menghampiri suatu kenyataan. Dan kata khusus tersebut adalah menunggu, jelas ini berhubungan juga dengan kata khusus yg lain, bosan…
Permasalahannya lagi, kata sabar sering hanya berkesan untuk sekedar menghibur. Walau sebenarnya sesuatu yg ditunggu itu mungkin tidak akan pernah datang. Dan yg harus dipertanyakan adalah layakkah hal itu harus ditunggu…
Bila ketetapan hati adalah suatu pencarian maka kesabaran adalah senjatanya.

Mungkin sabar seperti sebatang rokok kretek, yg pelan tapi pasti ia akan mencapai batas puntung sesuai isapan rokok yg begitu dalam…

No comments: